Joko lg asik mandi di kolam air terjun..sambil gosok gigi, sabunan,keramas..saking asiknya cibang-cibung...dia ngga ngeh ketika serombongan gadis desa mendekat..begitu sadar..joko mau ngambil baju dan celananya, tapi sudah kejauhan...
akhirnya dia ngacir ngumpet di belakang air terjun... gadis-gadis desa gak tau di belakang air terjun ada Joko..mereka dengan santai mencopot satu per satu pakaiannya sampe bugil..dan mereka pun mandi di kolam air terjun..sambil becanda-canda..towel-towel sana-sini..
Melihat pemandangan indah begitu..bangun lah burung si Joko..karena ruangan di belakang air terjun pas badan..kepala burungnya pun menyembul dari balik air terjun..
Salah satu gadis desa tadi melihat ada sesuatu nongol dari balik air terjun..saking penasaran dia pun mendekat..trus dipegang lah ujung burungnya si Joko..
Joko kaget..trus dia lempar tangan tuh gadis dengan gayungnya..Si gadis heran dapet gayung dari air terjun..dia pun teriak ke temen-temennya.. “oooii.. ada benda ajaib nih di air terjun.. barusan gw pegang-pegang..eh dapet gayung…”
Temen-temennya pun penasaran..mereka ngerubung di air terjun..Gadis kedua mencoba pegang.. Joko yang panik kali ini dia lempar dengan sikat gigi nya..
Gadis kedua bersorak girang “eh.. gw dapet sikat gigi..” Gadis ketiga penasaran..dia ikutan pegang-pegang..Joko pun berusaha menepis dengan melempar odolnya..Gadis ketiga teriak..“asiiik..gw dapet odol…” Gadis keempat mencoba peruntungan nya..Joko menepisnya dengan melemparkan sabun..
Gadis keempat gembira..“Gw dong dapet sabun…”
Gadis kelima ikutan nyoba pegang.. Joko yang makin panik tinggal punya shampoo di tangannya.. di lemparlah tangan tuh gadis dengan shampoo.. Gadis kelima bersorak..
“ooii.. gw dapet shampoo nih..”
Gadis ke-enam mencoba giliran nya..di pegang-pegang lah kepala burung si Joko..berhubung Joko udah gak punya apa-apa lagi..dia cuma bisa pasrahh aja..sampe akhirnya gadis itu berkata : "dpt conditioner ni, cuma ga ada bungkusnya!
ªªĸªªĸªª ..........!!!
amazing, crowning, shining, and give a brightness (spirit to change n shares everything)
Jumat, 18 Februari 2011
HUMOR
Seorang Pasien tua berumur 99 tahun bertanya kepada Dokter langganannya,
Pasien : "Seusia saya, posisi apa yang paling aman buat ML ya dok?"
Dokter : "Gaya anjing..!"
Pasien: "Doggy Style maksudnya, dok?
Dokter: "BUKAN !!,... NGENDUS-NGENDUS aja!"
Pasien: *(^%%$#$%^@!!#%)_&^
Pasien : "Seusia saya, posisi apa yang paling aman buat ML ya dok?"
Dokter : "Gaya anjing..!"
Pasien: "Doggy Style maksudnya, dok?
Dokter: "BUKAN !!,... NGENDUS-NGENDUS aja!"
Pasien: *(^%%$#$%^@!!#%)_&^
Minggu, 13 Februari 2011
Pahlawan Revolusi Mesir Ingin Balik ke Google Wael Ghonim ingin kembali bekerja untuk Google. Baginya, Google adalah tempat terbaik.
Sabtu, 12 Februari 2011, 15:11 WIB
Indra Darmawan
Wael Ghonim eksekutif Google yang juga aktivis oposisi Mesir (PC Magazine)
BERITA TERKAIT
* AS: Iran Justru Takut Revolusi Mesir Menular
* Mahfudz Siddiq: Ini Kemenangan Rakyat Mesir
* Kejatuhan Mubarak Mirip Jatuhnya Soekarno
* Kenapa Seseorang Bisa Menjadi Diktator?
* Iran Gembira Atas Turunnya Mubarak
VIVAnews - Setelah Hosni Mubarak benar-benar mundur dari jabatannya sebagai presiden Mesir, eksekutif Google yang juga aktivis oposisi, Wael Ghonim, berencana untuk kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat ditanya oleh CBS dalam wawancara, apakah ia akan mendapatkan posisi di pemerintahan Mesir yang baru, Ghonim tegas mengatakan bahwa ia tidak menginginkan jabatan politis di negerinya.
"Sama sekali tidak. Saya ingin kembali ke kehidupan yang normal. Saya telah selesai memainkan peranan saya. Saya tegaskan kepada kawan-kawan di Mesir, Saya tidak menginginkan apa-apa dari aksi ini. Saya hanya ingin berjalan dan berkata saya bangga menjadi seorang warga Mesir," katanya.
Selain itu, Ghonim juga mengatakan bahwa aktivitasnya di Mesir sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan tempat ia bekerja. "Selama ini mereka (Google - red) tidak tahu apa-apa. Saat saya pulang ke Kairo, mereka tidak tahu saya ikut dalam aksi unjukrasa," kata Ghonim.
Namun, belakangan setelah ia ditangkap oleh aparat keamanan dan berita itu tersebar luas, Ghonim yang menjabat sebagai Head of Marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dan tinggal di Dubai UEA itu, berkonsultasi dengan Google.
"Google menyarankan agar saya mengambil cuti dan saya pikir ini adalah keputusan yang paling tepat. Google sama sekali tidak ada kaitannya dengan ini semua," kata Ghonim.
Ghonim, 30 tahun, adalah orang di balik kelompok "We are All Khaled Said" di Facebook. Dengan nama samaran 'ElShaheed', Ghonim membuat kelompok ini untuk mengungkap kebobrokan polisi di bawah rezim Mubarak, yang menganiaya seorang blogger Mesir bernama Khaled Said hingga mati.
Kelompok Facebook ini menuai dukungan yang sangat luas dan turut memobilisasi masyarakat Mesir untuk turun ke jalan pada 25 Januari 2011. Keterlibatan Ghonim membuatnya dibekuk aparat pada saat aksi unjuk rasa, dan ia ditahan selama 12 hari.
Wael Ghonim, eksekutif Google saat berorasi di Lapangan Tahrir
Ghonim dibebaskan atas permintaan kelompok oposisi, namun setelah Ghonim dibebaskan ia kembali turun ke jalan untuk terus mendesak kemunduran Hosni Mubarak. Kini, setelah Mubarak mundur, Ghonim ingin kembali bekerja.
"Saya sangat mencintai Google yang merupakan tempat terbaik untuk bekerja. Saya ingin kembali bekerja untuk Google, bila saya belum dipecat," kata Ghonim.
Google sendiri, tidak banyak berkomentar mengenai keterlibatan Ghonim di Mesir. Namun, setidaknya Google merupakan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai kebebasan informasi dan internet.
Bersama Twitter, Google juga sempat membantu rakyat Mesir untuk mengirim tweet melalui sambungan telepon, di saat koneksi internet di Mesir diblokir.
"Kami sangat bangga melihat Googlers (karyawan Google) memperjuangkan isu-isu keterbukaan itu," ujar Jill Hazelbaker kepada Reuters, pada Jumat kemarin.
• VIVAnews
Indra Darmawan
Wael Ghonim eksekutif Google yang juga aktivis oposisi Mesir (PC Magazine)
BERITA TERKAIT
* AS: Iran Justru Takut Revolusi Mesir Menular
* Mahfudz Siddiq: Ini Kemenangan Rakyat Mesir
* Kejatuhan Mubarak Mirip Jatuhnya Soekarno
* Kenapa Seseorang Bisa Menjadi Diktator?
* Iran Gembira Atas Turunnya Mubarak
VIVAnews - Setelah Hosni Mubarak benar-benar mundur dari jabatannya sebagai presiden Mesir, eksekutif Google yang juga aktivis oposisi, Wael Ghonim, berencana untuk kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat ditanya oleh CBS dalam wawancara, apakah ia akan mendapatkan posisi di pemerintahan Mesir yang baru, Ghonim tegas mengatakan bahwa ia tidak menginginkan jabatan politis di negerinya.
"Sama sekali tidak. Saya ingin kembali ke kehidupan yang normal. Saya telah selesai memainkan peranan saya. Saya tegaskan kepada kawan-kawan di Mesir, Saya tidak menginginkan apa-apa dari aksi ini. Saya hanya ingin berjalan dan berkata saya bangga menjadi seorang warga Mesir," katanya.
Selain itu, Ghonim juga mengatakan bahwa aktivitasnya di Mesir sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan tempat ia bekerja. "Selama ini mereka (Google - red) tidak tahu apa-apa. Saat saya pulang ke Kairo, mereka tidak tahu saya ikut dalam aksi unjukrasa," kata Ghonim.
Namun, belakangan setelah ia ditangkap oleh aparat keamanan dan berita itu tersebar luas, Ghonim yang menjabat sebagai Head of Marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dan tinggal di Dubai UEA itu, berkonsultasi dengan Google.
"Google menyarankan agar saya mengambil cuti dan saya pikir ini adalah keputusan yang paling tepat. Google sama sekali tidak ada kaitannya dengan ini semua," kata Ghonim.
Ghonim, 30 tahun, adalah orang di balik kelompok "We are All Khaled Said" di Facebook. Dengan nama samaran 'ElShaheed', Ghonim membuat kelompok ini untuk mengungkap kebobrokan polisi di bawah rezim Mubarak, yang menganiaya seorang blogger Mesir bernama Khaled Said hingga mati.
Kelompok Facebook ini menuai dukungan yang sangat luas dan turut memobilisasi masyarakat Mesir untuk turun ke jalan pada 25 Januari 2011. Keterlibatan Ghonim membuatnya dibekuk aparat pada saat aksi unjuk rasa, dan ia ditahan selama 12 hari.
Wael Ghonim, eksekutif Google saat berorasi di Lapangan Tahrir
Ghonim dibebaskan atas permintaan kelompok oposisi, namun setelah Ghonim dibebaskan ia kembali turun ke jalan untuk terus mendesak kemunduran Hosni Mubarak. Kini, setelah Mubarak mundur, Ghonim ingin kembali bekerja.
"Saya sangat mencintai Google yang merupakan tempat terbaik untuk bekerja. Saya ingin kembali bekerja untuk Google, bila saya belum dipecat," kata Ghonim.
Google sendiri, tidak banyak berkomentar mengenai keterlibatan Ghonim di Mesir. Namun, setidaknya Google merupakan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai kebebasan informasi dan internet.
Bersama Twitter, Google juga sempat membantu rakyat Mesir untuk mengirim tweet melalui sambungan telepon, di saat koneksi internet di Mesir diblokir.
"Kami sangat bangga melihat Googlers (karyawan Google) memperjuangkan isu-isu keterbukaan itu," ujar Jill Hazelbaker kepada Reuters, pada Jumat kemarin.
• VIVAnews
Eksekutif Google Pengobar Revolusi 2.0 Wael Ghonim ingin bertemu dengan pendiri Facebook Mark Zuckerberg untuk berterimakasih.
VIVAnews - Keberhasilan masyarakat Mesir menjungkalkan pemimpin diktator yang telah berkuasa selama 30 tahun, Hosni Mubarak, bisa dikatakan sebagai buah kemenangan media sosial.
Aksi jalanan yang kini mengubah peta perpolitikan global di Timur Tengah itu, sedikit banyak tak bisa dilepaskan dengan gerakan yang dirintis melalui dunia maya, termasuk melalui Facebook.
Dalam sebuah wawancaranya dengan CNN, tokoh kunci gerakan oposisi Mesir yang juga seorang eksekutif Google, Wael Ghonim, mengatakan bahwa semuanya dimulai dari gerakan online. "Revolusi ini dimulai dari Facebook," kata Ghonim.
Ghonim menceritakan, ia memulai gerakan oposisi di Facebook pada Juni 2010. Masyarakat Mesir tentu masih ingat bahwa pada 6 Juni 2011, seorang blogger Mesir bernama Khaled Said tewas mengenaskan karena dianiaya polisi Mesir.
Penyebabnya, Khaled mengunduh rekaman video yang memperlihatkan polisi tengah bagi-bagi mariyuana hasil penyitaan di lapangan. Saat itu, ribuan orang Mesir mulai berkolaborasi untuk berbagi konten melalui Facebook.
Seperti dikutip dari Newsweek, Ghonim awalnya membuat laman Facebook bernama 'My Name is Khaled Said'. Namun, karena alasan yang tidak jelas, Facebook sempat memberangus laman ini. Belakangan, Ghonim yang memiliki nama maya ElShaheed itu membuat laman Facebook baru bernama 'We are All Khaled Said'.
http://teknologi.vivanews.com/news/read/204375-eksekutif-google-pengobar-revolusi-2-0
Aksi jalanan yang kini mengubah peta perpolitikan global di Timur Tengah itu, sedikit banyak tak bisa dilepaskan dengan gerakan yang dirintis melalui dunia maya, termasuk melalui Facebook.
Dalam sebuah wawancaranya dengan CNN, tokoh kunci gerakan oposisi Mesir yang juga seorang eksekutif Google, Wael Ghonim, mengatakan bahwa semuanya dimulai dari gerakan online. "Revolusi ini dimulai dari Facebook," kata Ghonim.
Ghonim menceritakan, ia memulai gerakan oposisi di Facebook pada Juni 2010. Masyarakat Mesir tentu masih ingat bahwa pada 6 Juni 2011, seorang blogger Mesir bernama Khaled Said tewas mengenaskan karena dianiaya polisi Mesir.
Penyebabnya, Khaled mengunduh rekaman video yang memperlihatkan polisi tengah bagi-bagi mariyuana hasil penyitaan di lapangan. Saat itu, ribuan orang Mesir mulai berkolaborasi untuk berbagi konten melalui Facebook.
Seperti dikutip dari Newsweek, Ghonim awalnya membuat laman Facebook bernama 'My Name is Khaled Said'. Namun, karena alasan yang tidak jelas, Facebook sempat memberangus laman ini. Belakangan, Ghonim yang memiliki nama maya ElShaheed itu membuat laman Facebook baru bernama 'We are All Khaled Said'.
http://teknologi.vivanews.com/news/read/204375-eksekutif-google-pengobar-revolusi-2-0
petunjuk evolusi melalui komputasi molekular
Pada 13 September 2008, peneliti dari Universitas negeri Florida (FSU), yang menggunakan super komputer untuk memetakan pekerjaan dari protein mengumumkan, bahwa mereka telah berhasil mengungkapkan mekanisme yang memberikan pemahaman lebih jauh bagaimana evolusi terjadi pada tingkat molekuler.
Pemahaman demikian akan membimbing kita pada pengembangan obat anti parasit yang baru dan lebih efektif. Wei Yang adalah asisten profesor pada Departemen Kimia dan Biokimia FSU dan anggota fakultas pada institut biofisis molekuler milik universitas. Bekerja sama dengan kolega dari FSU, Universitas Duke dan Universitas Brandeis, dia baru-baru ini memproduksi model komputer yang pas dari enzim inosin monofosfat dehidrogenasi, atau IMPDH jika disingkat. IMPDH bertanggung jawab untuk memulai proses metabolik tertentu pada DNA dan RNA, dan mengaktifkan sistim biologis untuk mereproduksi secara cepat.
komputer-biotek‘ Dalam mengembankan simulasi IMPDH ini, kami mengamati sesuatu yang belum terlihat sebelumnya,’ demikian kata Yang. ‘Sebelumnya, enzim dipercaya hanya memiliki jalur tunggal untuk mengantarkan agen katalitis pada sel biologis untuk membawa perubahan metabolisme. Namun dengan IMPDH, kami menemukan bahwa ada jalur kedua yang dapat digunakan untuk menyebabkan perubahan kimiawi. Jalur kedua tidak beroperasi dengan efesiensi sebaik yang pertama, namun ia aktif.’
Mengapa enzim tersebut memiliki dua jalur untuk tugas yang sama? Yang dan koleganya yakin bahwa jalur yang lebih lambat adalah peninggalan evolusioner dari enzim yang lebih kuno, yang akhirnya berevolusi menjadi IMPDH di zaman sekarang.
Menurut Yang, penemuan tersebut signifikan karena beberapa alasan.
“Pertama, hal ini membuka mata kita terhadap kerja proses evolusi pada tingkat molekuler,” kata Yang. “Biasanya, jika kita berbicara mengenai evolusi, kita mengacu pada proses adaptasi yang terjadi pada populasi organisme pada periode waktu yang panjang. Penelitian kami mengamati adaptasi tersebut pada tingkatan paling mendasar, yang dapat menolong peneliti untuk mengembangkan gambaran yang lebih jelas mengenai terjadinya evolusi.”
‘ Hal ini juga mewakili langkah maju kedepan pada usaha kami untuk mengembangkan simulasi komputasi pada proses biologis,’ kata Yang. ‘ Pada kasus ini, kami pertama kali membuat prediksi dari struktur enzim dengan komputer, dan kemudian memverifikasinya melalui observasi langsung di laboratorium, dan bukan sebaliknya. Ini adalah hal yang tidak biasa, dan kami kemampuan kami dalam menjawab pertanyaan fungsi biologis secara molekular telah membaik.’
“Karena peran kunci dari IMPDH, ilmuwan telah berfokus dalam mengembangkan obat antiparasit baru yang mentargetkan enzim tersebut,” kata Yang. “Riset kami akan mengkontribusikan ke arah tersebut.”
Joseph Schlenof, ketua Departemen Kimia dan Biokimia FSU memuji metode komputasi Yang sebagai “Sangat kuat karena mampu membuat asumsi dari kompleksitas di dunia nyata. Prediksi akurat mereka adalah sukses yang pantas didapat oleh peneliti komputasi.”
Berkolaborasi dengan Yang pada proyek itu, adalah Gavin J.P Naylor, associate professor pada Departemen komputasi ilmiah FSU; Donghong Min, associate postdoktoral pada Institut Fisika Molekuler; Hongzhi Li, mantan pos-doc pada Institut Fisika Molekuler; Clemens Lakner, asisten riset pada Departemen Biologi; David Swofford, peneliti pada Universitas Duke dan mantan anggota fakultas FSU; Lizbeth Hedstrom, profesor biokimia pada Univeristas Brandeis; dan pos-doc Helen R Josephine dan Iaian S MacPherson, keduanya dari Brandeis.
Para peneliti tersebut secara bersama-sama menulis penemuan mereka pada sebuah paper ‘Atavis Enzimatis diungkapkan pada Jalur ganda selama aktivasi oleh air,’ yang telah dipublikasi pada PLOS Biology, jurnal peer reviewed, dan open access yang dipublikasi oleh Public Library of Service.
Dan Herschlag, profesor biokimia pada Universitas Stanford, menedit paper tersebut untuk PLOS Biology. Dia memuji pendekatan inovatif tersebut.
“Pekerjaan ini mengungkapkan aspek mendasar dari kerja enzim dan evolusinya,” kata Herschlag. “Kajian ini menggabungkan eksperimen dan komputasi pada cara yang baru dan mewakili model untuk menggunakan riset interdisiplin untuk menjawab pertanyaan penting”, tambahnya.
Diposkan oleh Agus Hardiyanto di 06.59.00
Pemahaman demikian akan membimbing kita pada pengembangan obat anti parasit yang baru dan lebih efektif. Wei Yang adalah asisten profesor pada Departemen Kimia dan Biokimia FSU dan anggota fakultas pada institut biofisis molekuler milik universitas. Bekerja sama dengan kolega dari FSU, Universitas Duke dan Universitas Brandeis, dia baru-baru ini memproduksi model komputer yang pas dari enzim inosin monofosfat dehidrogenasi, atau IMPDH jika disingkat. IMPDH bertanggung jawab untuk memulai proses metabolik tertentu pada DNA dan RNA, dan mengaktifkan sistim biologis untuk mereproduksi secara cepat.
komputer-biotek‘ Dalam mengembankan simulasi IMPDH ini, kami mengamati sesuatu yang belum terlihat sebelumnya,’ demikian kata Yang. ‘Sebelumnya, enzim dipercaya hanya memiliki jalur tunggal untuk mengantarkan agen katalitis pada sel biologis untuk membawa perubahan metabolisme. Namun dengan IMPDH, kami menemukan bahwa ada jalur kedua yang dapat digunakan untuk menyebabkan perubahan kimiawi. Jalur kedua tidak beroperasi dengan efesiensi sebaik yang pertama, namun ia aktif.’
Mengapa enzim tersebut memiliki dua jalur untuk tugas yang sama? Yang dan koleganya yakin bahwa jalur yang lebih lambat adalah peninggalan evolusioner dari enzim yang lebih kuno, yang akhirnya berevolusi menjadi IMPDH di zaman sekarang.
Menurut Yang, penemuan tersebut signifikan karena beberapa alasan.
“Pertama, hal ini membuka mata kita terhadap kerja proses evolusi pada tingkat molekuler,” kata Yang. “Biasanya, jika kita berbicara mengenai evolusi, kita mengacu pada proses adaptasi yang terjadi pada populasi organisme pada periode waktu yang panjang. Penelitian kami mengamati adaptasi tersebut pada tingkatan paling mendasar, yang dapat menolong peneliti untuk mengembangkan gambaran yang lebih jelas mengenai terjadinya evolusi.”
‘ Hal ini juga mewakili langkah maju kedepan pada usaha kami untuk mengembangkan simulasi komputasi pada proses biologis,’ kata Yang. ‘ Pada kasus ini, kami pertama kali membuat prediksi dari struktur enzim dengan komputer, dan kemudian memverifikasinya melalui observasi langsung di laboratorium, dan bukan sebaliknya. Ini adalah hal yang tidak biasa, dan kami kemampuan kami dalam menjawab pertanyaan fungsi biologis secara molekular telah membaik.’
“Karena peran kunci dari IMPDH, ilmuwan telah berfokus dalam mengembangkan obat antiparasit baru yang mentargetkan enzim tersebut,” kata Yang. “Riset kami akan mengkontribusikan ke arah tersebut.”
Joseph Schlenof, ketua Departemen Kimia dan Biokimia FSU memuji metode komputasi Yang sebagai “Sangat kuat karena mampu membuat asumsi dari kompleksitas di dunia nyata. Prediksi akurat mereka adalah sukses yang pantas didapat oleh peneliti komputasi.”
Berkolaborasi dengan Yang pada proyek itu, adalah Gavin J.P Naylor, associate professor pada Departemen komputasi ilmiah FSU; Donghong Min, associate postdoktoral pada Institut Fisika Molekuler; Hongzhi Li, mantan pos-doc pada Institut Fisika Molekuler; Clemens Lakner, asisten riset pada Departemen Biologi; David Swofford, peneliti pada Universitas Duke dan mantan anggota fakultas FSU; Lizbeth Hedstrom, profesor biokimia pada Univeristas Brandeis; dan pos-doc Helen R Josephine dan Iaian S MacPherson, keduanya dari Brandeis.
Para peneliti tersebut secara bersama-sama menulis penemuan mereka pada sebuah paper ‘Atavis Enzimatis diungkapkan pada Jalur ganda selama aktivasi oleh air,’ yang telah dipublikasi pada PLOS Biology, jurnal peer reviewed, dan open access yang dipublikasi oleh Public Library of Service.
Dan Herschlag, profesor biokimia pada Universitas Stanford, menedit paper tersebut untuk PLOS Biology. Dia memuji pendekatan inovatif tersebut.
“Pekerjaan ini mengungkapkan aspek mendasar dari kerja enzim dan evolusinya,” kata Herschlag. “Kajian ini menggabungkan eksperimen dan komputasi pada cara yang baru dan mewakili model untuk menggunakan riset interdisiplin untuk menjawab pertanyaan penting”, tambahnya.
Diposkan oleh Agus Hardiyanto di 06.59.00
air panas lebih cepat membeku dari air dingin???
Netsains.Com – Apakah air panas bisa membeku lebih cepat dari air dingin? wah, sekilas pertanyaan itu seperti pertanyaan bodoh saja. Justru inilah yang diteliti oleh para ilmuwan. Mari kita analisa sedikit. Air akan membeku dalam suhu 0 derajat Celcius.
Tapi jangan lupa bahwa air bisa membunuh bakteri E.coli dalam suhu 50 derajat Celcius dalam waktu yang lebih lama daripada air dingin di pantai New England yang bersuhu 15 derajat Celcius yang dalam proses menjadi es. Dari fakta itu kita bisa berasumsi bahwa air panas bisa membeku lebih cepat daripada air dingin, dalam kondisi tertentu.
panassssssssKeanehan alam ini disebut sebagai efek Mpemba, diambil dari nama pelajar SMA Tanzania, Erasto Mpemba yang pertama kali mengobservasi keadaan itu pada tahun 1953. Efek Mpemba terjadi ketika dua bagian air dengan temperatur berbeda terekspos dalam kondisi subzero, dan airyang lebih panas membeku lebih dulu. Observasi Mpemba ini sudah dicocokkan dengan sejumlah pemikiran lebih dulu, seperti Aristoteles, Rene Descartes, dan Francis Bacon, yang juga berpikir bahwa air panas bisa membeku lebih dulu daripada air dingin.
Evaporasi adalah penjelasan yang paling masuk akal untuk keadaan ini. Ketika air panas diletakkan dalam kontener terbuka mulai mendingin, pengurangan massa secara keseluruhan terjadi bersamaan dengan evaporasi air. Makin sedikit jumlah air yang membeku, maka jumlah waktu yang diperlukan juga makin kecil. Tapi ini juga tak selalu berhasil, terutama ketika dilakukan pada kontener tertutup yang mencegah evaporasi.
Bisa jadi evaporasi bukan satu-satunya alasan kenapa air panas bisa beku lebih cepat. Adanya distribusi temperatur tak seragam di dalam air juga bisa menjelaskan mengenai terjadinya efek Mpemba. Air panas naik ke atas kontener sebelum shu itu pergi, menggantikan air dingin yang ada di bawahnya. Gerakan air panas naik dan air dingin turun ini disebut konveksi terkini.
Nah, kalau kamu mau membuat es batu di ruang pembeku kulkas, lebih baik memakai air panas saja agar cepat beku
Diposkan oleh Agus Hardiyanto di 07.08.00
Tapi jangan lupa bahwa air bisa membunuh bakteri E.coli dalam suhu 50 derajat Celcius dalam waktu yang lebih lama daripada air dingin di pantai New England yang bersuhu 15 derajat Celcius yang dalam proses menjadi es. Dari fakta itu kita bisa berasumsi bahwa air panas bisa membeku lebih cepat daripada air dingin, dalam kondisi tertentu.
panassssssssKeanehan alam ini disebut sebagai efek Mpemba, diambil dari nama pelajar SMA Tanzania, Erasto Mpemba yang pertama kali mengobservasi keadaan itu pada tahun 1953. Efek Mpemba terjadi ketika dua bagian air dengan temperatur berbeda terekspos dalam kondisi subzero, dan airyang lebih panas membeku lebih dulu. Observasi Mpemba ini sudah dicocokkan dengan sejumlah pemikiran lebih dulu, seperti Aristoteles, Rene Descartes, dan Francis Bacon, yang juga berpikir bahwa air panas bisa membeku lebih dulu daripada air dingin.
Evaporasi adalah penjelasan yang paling masuk akal untuk keadaan ini. Ketika air panas diletakkan dalam kontener terbuka mulai mendingin, pengurangan massa secara keseluruhan terjadi bersamaan dengan evaporasi air. Makin sedikit jumlah air yang membeku, maka jumlah waktu yang diperlukan juga makin kecil. Tapi ini juga tak selalu berhasil, terutama ketika dilakukan pada kontener tertutup yang mencegah evaporasi.
Bisa jadi evaporasi bukan satu-satunya alasan kenapa air panas bisa beku lebih cepat. Adanya distribusi temperatur tak seragam di dalam air juga bisa menjelaskan mengenai terjadinya efek Mpemba. Air panas naik ke atas kontener sebelum shu itu pergi, menggantikan air dingin yang ada di bawahnya. Gerakan air panas naik dan air dingin turun ini disebut konveksi terkini.
Nah, kalau kamu mau membuat es batu di ruang pembeku kulkas, lebih baik memakai air panas saja agar cepat beku
Diposkan oleh Agus Hardiyanto di 07.08.00
menopause pada pria...
Andropause memiliki banyak nama antarab lain: sindroma andropause, PADAM (Partial Androgen Deficiency in the Aging Male), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in the Aging Male), menopause pada pria, climacterium pada pria, viropause, adrenopause, somatopause.
Definisi
Kumpulan gejala, tanda, dan keluhan pada pria yang mirip menopause.
Epidemiologi
Andropause umumnya dimulai pada usia 40-60 tahun.
Penyebab: faktor lingkungan, berupa: pencemaran/polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, pola makan. Faktor organik, yakni perubahan hormon, seperti: testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin. Faktor psikogenik, misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
Gejala Klinis
Terjadi perubahan mental dan psikis (psikologis), bisa berupa kelelahan mental, seperti: mudah lupa, perasaan tanpa gairah, merasa kurang energi, sering mengantuk, mudah tersinggung, berkurangnya refleks dan kesiagaan. Terjadi penurunan fungsi fisiologis, seperti: berkurangnya libido (hasrat seksual), perubahan tingkah laku seksual, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, berkurangnya kemampuan ereksi. Terjadi perubahan tingkah laku, seperti: berusaha berpenampilan muda, rasa takut yang berlebihan akan menurunnya kesehatan, pencegahan atau pengobatan berlebihan, petualangan seksual. Dapat disertai berbagai keluhan, misalnya: depresi, tidak tenang, tidur gelisah, tidak enak badan, cemas, suasana hati sering berubah-ubah, takut sakit, takut mati, takut kehilangan (status sosial, respek dari kolega, kontrol diri), merasa tidak mampu (bekerja, olah-raga, berprestasi), tertidur setelah makan malam, kekuatan dan ketahanan otot menurun, tinggi badan berkurang, sedih dan/atau uring-uringan, berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup (tidak bisa lagi menikmati hobi, tidak suka bepergian, tidak suka lagi menonton film). Juga terjadi perubahan hormonal yang harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.
Terapi
Dukungan psikologis, pemberian multivitamin (terutama vitamin E dan D), pemberian tambahan kalsium. Jika terjadi penipisan rambut atau kebotakan, dapat diberi: minoxidil, tretinoin, finasteride, 17α-estradiol konsentrasi 0,025%. Pada penurunan libido maka atas petunjuk dokter, dapat diterapi dengan hormon testosteron, pemberian substitusi hormonal atau HRT (hormone replacement therapy), subtitusi hormon (testosteron, DHEA, melatonin, GH, dan IGF-1)
Pencegahan
Lingkungan perumahan yang tenang, nyaman, tempat tinggal yang “memadai”. Mengutamakan keselamatan kerja jangka panjang, yaitu keselamatan dari efek samping penggunaan bahan kimia dan logam beracun dalam proses industri, bahan pengawet, debu atau partikel dalam industri, bahan beracun lain seperti: pestisida, insektisida, herbisida, dsb. Menghindari paparan polusi udara, seperti: polusi yang diakibatkan pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah, “pembakaran hutan”, asap rokok. Menghindari makanan yang banyak mengandung bahan pengawet. Mereka/menulis ulang tujuan hidup dan buatlah analisis secara realistis. Mengurangi stres, misalnya dengan menyalurkan hobi, belajar menerima keadaan, jujurlah pada diri sendiri. Mempersiapkan masa pensiun, menghargai diri sendiri, mencoba memilih satu kegiatan yang menarik sedini mungkin. Komunikasi-sosialisasi yang baik. Cobalah mencari dan menjadi sahabat yang baik dan setia. Belajarlah mengendalikan diri. Tidak perlu menjadi “superman”. Banyak membaca buku. Jagalah kebugaran jasmani dengan olahraga rutin dan teratur, alternatif olahraga yang dapat dilakukan: jalan cepat, jogging, lari-lari, lompat, berenang, badminton, dansa, yoga, bersepeda, aerobik, Tai chi/Qi gong, senam Kegel. Hindari/hentikan rokok. Perbanyak mengonsumsi ikan laut atau minyak ikan minimal 2x seminggu. Usahakan berat badan ideal atau mendekati normal. Jangan sembarangan minum obat atau jamu. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika testis kemeng, kencing sakit (anyang-anyangen, Jawa), beser, ejakulasi dini, kencing mengejan atau tidak lancar.
Tahukah Anda?
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun.
Diposkan oleh Agus Hardiyanto di 07.06.00
Definisi
Kumpulan gejala, tanda, dan keluhan pada pria yang mirip menopause.
Epidemiologi
Andropause umumnya dimulai pada usia 40-60 tahun.
Penyebab: faktor lingkungan, berupa: pencemaran/polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, pola makan. Faktor organik, yakni perubahan hormon, seperti: testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin. Faktor psikogenik, misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
Gejala Klinis
Terjadi perubahan mental dan psikis (psikologis), bisa berupa kelelahan mental, seperti: mudah lupa, perasaan tanpa gairah, merasa kurang energi, sering mengantuk, mudah tersinggung, berkurangnya refleks dan kesiagaan. Terjadi penurunan fungsi fisiologis, seperti: berkurangnya libido (hasrat seksual), perubahan tingkah laku seksual, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, berkurangnya kemampuan ereksi. Terjadi perubahan tingkah laku, seperti: berusaha berpenampilan muda, rasa takut yang berlebihan akan menurunnya kesehatan, pencegahan atau pengobatan berlebihan, petualangan seksual. Dapat disertai berbagai keluhan, misalnya: depresi, tidak tenang, tidur gelisah, tidak enak badan, cemas, suasana hati sering berubah-ubah, takut sakit, takut mati, takut kehilangan (status sosial, respek dari kolega, kontrol diri), merasa tidak mampu (bekerja, olah-raga, berprestasi), tertidur setelah makan malam, kekuatan dan ketahanan otot menurun, tinggi badan berkurang, sedih dan/atau uring-uringan, berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup (tidak bisa lagi menikmati hobi, tidak suka bepergian, tidak suka lagi menonton film). Juga terjadi perubahan hormonal yang harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.
Terapi
Dukungan psikologis, pemberian multivitamin (terutama vitamin E dan D), pemberian tambahan kalsium. Jika terjadi penipisan rambut atau kebotakan, dapat diberi: minoxidil, tretinoin, finasteride, 17α-estradiol konsentrasi 0,025%. Pada penurunan libido maka atas petunjuk dokter, dapat diterapi dengan hormon testosteron, pemberian substitusi hormonal atau HRT (hormone replacement therapy), subtitusi hormon (testosteron, DHEA, melatonin, GH, dan IGF-1)
Pencegahan
Lingkungan perumahan yang tenang, nyaman, tempat tinggal yang “memadai”. Mengutamakan keselamatan kerja jangka panjang, yaitu keselamatan dari efek samping penggunaan bahan kimia dan logam beracun dalam proses industri, bahan pengawet, debu atau partikel dalam industri, bahan beracun lain seperti: pestisida, insektisida, herbisida, dsb. Menghindari paparan polusi udara, seperti: polusi yang diakibatkan pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah, “pembakaran hutan”, asap rokok. Menghindari makanan yang banyak mengandung bahan pengawet. Mereka/menulis ulang tujuan hidup dan buatlah analisis secara realistis. Mengurangi stres, misalnya dengan menyalurkan hobi, belajar menerima keadaan, jujurlah pada diri sendiri. Mempersiapkan masa pensiun, menghargai diri sendiri, mencoba memilih satu kegiatan yang menarik sedini mungkin. Komunikasi-sosialisasi yang baik. Cobalah mencari dan menjadi sahabat yang baik dan setia. Belajarlah mengendalikan diri. Tidak perlu menjadi “superman”. Banyak membaca buku. Jagalah kebugaran jasmani dengan olahraga rutin dan teratur, alternatif olahraga yang dapat dilakukan: jalan cepat, jogging, lari-lari, lompat, berenang, badminton, dansa, yoga, bersepeda, aerobik, Tai chi/Qi gong, senam Kegel. Hindari/hentikan rokok. Perbanyak mengonsumsi ikan laut atau minyak ikan minimal 2x seminggu. Usahakan berat badan ideal atau mendekati normal. Jangan sembarangan minum obat atau jamu. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika testis kemeng, kencing sakit (anyang-anyangen, Jawa), beser, ejakulasi dini, kencing mengejan atau tidak lancar.
Tahukah Anda?
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun.
Diposkan oleh Agus Hardiyanto di 07.06.00
sebelum terlupa...
Assalaamu'alaikum ... apa kabar sahabat? sebelum tenggelam lebih jauh didalam kesibukan, rehat sebentar yuk dengan cerita ringan humor namun tetap dalam jalur kebenaran ..
kok gitu? iya dong .. sebagai muslim .. kita memang sekali waktu memerlukan humor, namun bukanlah humor yang dikarang2 hanya semata agar orang bisa tertawa ... teteupp, humor juga ada rambu2nya ;)
Dalam Alquran surat Annajm [53] ayat 43, dijelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah yang Allah SWT anugerahkan pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ”Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).” (HR Imam Ahmad).
Pernah suatu ketika Sufyan bin Uyainah ditanya apakah canda itu termasuk perbuatan tercela? Ia menjawab tidak, ”Bahkan, termasuk sunah bagi yang dapat mengondisikannya sesuai dengan aturan.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga sesekali bercanda .. kayak gimana ya candanya Rasulullah SAW?
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seorang laki-laki meminta pada Rasulullah agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.”
Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ada lagi candanya rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang cukup terkenal, yakni ketika beliau mencandai seorang nenek-nenek .. hingga si nenek menangis berputus harap ... :D tentu saja, setelahnya Rasulullah SAW memberikan penjelasan hingga akhirnya nenek pun bisa tersenyum kembali ... [iyalah tersenyum, kalo ngakak kan malu sama ompongnya] :D
canda Rasulullah SAW kali ini kita dengar aja ya dari kisah Kyai kocak lagi .. mangga disimak .. ;)
-------------------------------------------------------------------------------------
”Maaf kyai, saya datang lagi”, seorang nenek bertandang.
”Ayo, silahakan duduk”.
“Terima kasih kyai, merepotkan lagi”, sang nenek seolah tak enak hati.
”Bu, bikin teh tubruk dan pisang gorengnya sekalian”, kyai meminta isterinya menghidangkan sajian.
”Tak usah repot-repot kyai”.
”Ngomong-ngomong, ada perlu apa lagi?”
”Pak kyai, saya mau ngucapin terima kasih. Do’a-do’a pak kyai tempo hari terbukti semua. Sekarang saya tentrem. Anak-anak semua perhatian. Pada rukun kabeh”.
”Alhamdulillah, tapi itu bukan semata-mata do’a saya. Usaha anak-anak nenek juga”.
”Ya, tapi kami semua percaya do’a kyai lebih didenger Tuhan”, nenek memuji-muji.
”Ah, jangan begitu. Semua do’a siapapun berhak didengar Tuhan”, kyai merendah.
”Kali ini, saya minta do’a lagi. Do’a yang paling akhir buat saya yang sudah renta”, nenek merajuk.
“Do’a apa itu?”,kyai percaya diri banget.
“Tolong do’akan saya agar saya masuk surga?”
“Wah, kalo yang ini, saya tidak bisa nek. Do’a yang lain saja yah!”.
”Engga, saya maunya do’a yang ini”, nenek ngotot .
”Do’a yang begini engga bakal diterima, nek. Saya nyerah. Do’a yang lain saja”, kyai panik.
”Kok, begitu. Bapak kan kyai?”, nenek mulai kesel.
”Jangankan kyai, Nabi aja engga mau do’ain nenek-nenek masuk surga”, kyai membela diri.
”Apa alasannya??”, nenek putus asa.
”Anu, nek. Di surga tidak ada nenek-nenek!”.
”Haaaaa, oh my god!!”, nenek histeris. Langsung angkat pantat. Tanpa permisi kabur meninggalkan rumah kyai.
Kyai memangil, ”Neeek, pisang gorengnyaaaaa”.
”Ora doyaaaaan”, nenek menjawab setengah teriak.
Esoknya, kyai berkirim surat meminta sang nenek membaca surat Al-Waaqi’ah [56] : 35 sampai dengan 37).
Ciputat, Januari 2011, special for my energic grandma, Jidah Faridah Yamani, semoga menjadi bidadari di surga kelak. Aamiin.
[Abdul Mutaqin]
kok gitu? iya dong .. sebagai muslim .. kita memang sekali waktu memerlukan humor, namun bukanlah humor yang dikarang2 hanya semata agar orang bisa tertawa ... teteupp, humor juga ada rambu2nya ;)
Dalam Alquran surat Annajm [53] ayat 43, dijelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah yang Allah SWT anugerahkan pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ”Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).” (HR Imam Ahmad).
Pernah suatu ketika Sufyan bin Uyainah ditanya apakah canda itu termasuk perbuatan tercela? Ia menjawab tidak, ”Bahkan, termasuk sunah bagi yang dapat mengondisikannya sesuai dengan aturan.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga sesekali bercanda .. kayak gimana ya candanya Rasulullah SAW?
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seorang laki-laki meminta pada Rasulullah agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.”
Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ada lagi candanya rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang cukup terkenal, yakni ketika beliau mencandai seorang nenek-nenek .. hingga si nenek menangis berputus harap ... :D tentu saja, setelahnya Rasulullah SAW memberikan penjelasan hingga akhirnya nenek pun bisa tersenyum kembali ... [iyalah tersenyum, kalo ngakak kan malu sama ompongnya] :D
canda Rasulullah SAW kali ini kita dengar aja ya dari kisah Kyai kocak lagi .. mangga disimak .. ;)
-------------------------------------------------------------------------------------
”Maaf kyai, saya datang lagi”, seorang nenek bertandang.
”Ayo, silahakan duduk”.
“Terima kasih kyai, merepotkan lagi”, sang nenek seolah tak enak hati.
”Bu, bikin teh tubruk dan pisang gorengnya sekalian”, kyai meminta isterinya menghidangkan sajian.
”Tak usah repot-repot kyai”.
”Ngomong-ngomong, ada perlu apa lagi?”
”Pak kyai, saya mau ngucapin terima kasih. Do’a-do’a pak kyai tempo hari terbukti semua. Sekarang saya tentrem. Anak-anak semua perhatian. Pada rukun kabeh”.
”Alhamdulillah, tapi itu bukan semata-mata do’a saya. Usaha anak-anak nenek juga”.
”Ya, tapi kami semua percaya do’a kyai lebih didenger Tuhan”, nenek memuji-muji.
”Ah, jangan begitu. Semua do’a siapapun berhak didengar Tuhan”, kyai merendah.
”Kali ini, saya minta do’a lagi. Do’a yang paling akhir buat saya yang sudah renta”, nenek merajuk.
“Do’a apa itu?”,kyai percaya diri banget.
“Tolong do’akan saya agar saya masuk surga?”
“Wah, kalo yang ini, saya tidak bisa nek. Do’a yang lain saja yah!”.
”Engga, saya maunya do’a yang ini”, nenek ngotot .
”Do’a yang begini engga bakal diterima, nek. Saya nyerah. Do’a yang lain saja”, kyai panik.
”Kok, begitu. Bapak kan kyai?”, nenek mulai kesel.
”Jangankan kyai, Nabi aja engga mau do’ain nenek-nenek masuk surga”, kyai membela diri.
”Apa alasannya??”, nenek putus asa.
”Anu, nek. Di surga tidak ada nenek-nenek!”.
”Haaaaa, oh my god!!”, nenek histeris. Langsung angkat pantat. Tanpa permisi kabur meninggalkan rumah kyai.
Kyai memangil, ”Neeek, pisang gorengnyaaaaa”.
”Ora doyaaaaan”, nenek menjawab setengah teriak.
Esoknya, kyai berkirim surat meminta sang nenek membaca surat Al-Waaqi’ah [56] : 35 sampai dengan 37).
Ciputat, Januari 2011, special for my energic grandma, Jidah Faridah Yamani, semoga menjadi bidadari di surga kelak. Aamiin.
[Abdul Mutaqin]
Sabtu, 12 Februari 2011
TOLAKI IS THE BEST
Kamis, 13 Mei 2010
Sejarah Suku Bangsa Tolaki
(To’olaki, Lolaki, Lalaki, Laki, Kolaka, “Noie”, “Noihe”, “Nehina”, “Nohina”, “Nahina”, “Akido”) 281,000, termasuk 230,000 Konawe, 50,000 Mekongga, 650 Asera, lebih sedikit dari 100 Wiwirano, 200 Laiwui (1991 D. Mead SIL). Asal kata TOLAKI, TO=orang atau manusia, LAKI= Jenis kelamin laki-laki,..manusia yang memiliki kejantanan yang tinggi, berani dan menjunjung tinggi kehormatan diri/harga diri. Suku Tolaki, salah satu suku terbesar yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan Suku Muna, tersebar di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka; yang berada di Kab. Kolaka mendiami daerah Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang berada di Kab. Kendari mendiami daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan Tinanggea. Orang Tolaki pada mulanya menamakan dirinya Tolohianga (orang dari langit). Menurut Tarimana (1993), mungkin yang dimaksud “langit” adalah “kerajaan langit” sebagaimana dikenal dalam budaya Cina (Granat, dalam Needhan 1973 yang dikutip Tarimana). Dalam dugaannya, ada keterkaitan antara kata “hiu” yang dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo” (Tolaki) yang berarti “ikut pergi ke langit”.
Sulawesi Tenggara, Kendari dan Kolaka. Mekongga di Pegunungan Mekongga di pinggiran barat dekat Soroako. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. Dialek: Wiwirano, Asera, Konawe (Kendari), Mekongga (Bingkokak), Norio, Konio, Tamboki (Tambbuoki), Laiwui (Kioki). Wiwirano memiliki 88% kemiripan bahasa dengan Asera, 84% dengan Konawe, 85% dengan Mekongga, 81% dengan Laiwui, 78% dengan Waru, 70% dengan Rahambuu dan Kodeoha, 54% dengan Mori dan Bungku. Mekongga memiliki 86% kemiripan dengan Konawe, 80% dengan Laiwui. Tes kejelasan dibutuhkan dengan dialek yang tersusun diatas, Mekongga, dan Waru.
Nama-nama negatif tidak lagi dipergunakan. Wiwirano hanya dituturkan oleh para tetua. Kamus. Tatabahasa. Tolaki merupakan salah satu kelompok etnis mayoritas di Sulawesi bagian selatan. Bahasa mereka disebut Bahasa Tolaki, dan masyarakatnya juga dikenal dengan nama itu. Mereka tidak menjadi bingung dengan Lolak di Sulawesi bagian utara.
Tolaki terdiri atas beberapa sub-kelompok, termasuk Bingkokak. Sedikit saja yang diketahui tentang gaya hidup dan budaya mereka, tetapi diduga bahwa cara hidup mereka sangat mirip dengan etnis tetangga mereka, Pancana dan Maronene.
Sulawesi merupakan sebuah pulau dengan panjang garis pantai sekitar 3.500 mil, terdiri atas empat semenanjung utama yang terpisahkan oleh teluk dalam, dengan dua semenanjung mengarah ke selatan dan dua lainnya ke utara. Di bagian selatan pulau ini terdapat salah satu gunung tertinggi, yaitu Gunung Lompobatang, sebuah gunung api pasif yang mencapai ketinggian 9.419 kaki. Meskipun beriklim tropis, daerah ini dipengaruhi oleh ketinggian dan kedekatan dengan laut.
Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kota kendari, Kabupaten konawe, Konawe Selaten, Konawe Utara, Kolaka dan Kolaka Utara. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunani Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari.
Bagi orang Tolaki, padi-padian yang tumbuh di ladang menjadi makanan pokok, tetapi mereka juga menanam ubi jalar, tebu, aneka macam sayuran, tembakau, dan kopi. Selain itu ada pula makanan pokok yang berasal dari pohon sagu (tawaro) dan dikelola dengan cara memotong batang pohon sagu yang kemudian diiris isi dari batangnya setelah itu dilakukan Lumanda atau meratakan hasil irisan tersebut didalam tempat penampungan sehingga hasil dari proses semua itu akan menjadi sagu (tawaro)/Sinonggi (siap saji). Rumah mereka yang umumnya berbentuk rumah panggung tersebar diantara lahan-lahan yang telah dibuka. Rumah-rumah tersebut umumnya terbuat dari daun nipa yang dianyam dan memiliki atap yang tinggi.
Perbedaan kelas sosial, dengan bangsawan atas, bangsawan bawah serta masayarakat biasa, masih dipegang teguh oleh kebanyakan komunitas di Sulawesi. Tiap kelas sosial biasanya memiliki cara bersikap mereka sendiri, diantara berbagai macam budaya dan tradisi. Wilayah dibagi menjadi desa, dan hak pemanfaatan lahan diatur oleh lembaga desa. Akan tetapi, lembaga tersebut pada akhirnya memegang kepemilikan atas lahan.
Tradisi perkawinan etnis Tolaki mensyaratkan pembayaran kepada keluarga Si gadis pada saat pertunangan dan perkawinan. Nilai mahar tergantung pada tingkatan sosial dari Si pemuda. Sebelum perkawinan, pemuda tersebut harus melayani dan menjalani masa percobaan dengan calon mertuanya, dan persyaratan ini memperkuat tingkatan pertunangan yang lebih tinggi. Dahulu, para budak dan turunan mereka tidak diperbolehkan kawin satu sama lain, meskipun mereka bisa hidup bersama. Juga, perempuan bangsawan tidak boleh menikah dengan orang jelata. Poligami (memiliki istri lebih dari satu) umum terjadi antar bangsawan, tetapi sekarang tidak lagi dilakukan.
Islam merupakan agama dominan di Indonesia saat ini dan dijalankan bagi kebanyakan penduduknya. Hindu, tersebar luas di nusantara sebelum abat keempat, dan sekarang hanya tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil penduduk, terutama di Pulau Bali. Sekitar 13% dari total penduduk Indonesia beragama Kristen, utamanya Protestan, dan banyak etnis China memeluk agama Buddhist-Taoist. Animisme (kepercayaan akan benda-benda non-manusia memiliki roh) dianut oleh suku-suku yang tinggal di daerah terpencil. Islam telah dominan sejak tahun 1600-an, dan etnis Tolaki pada prakteknya merupakan Muslim Sunni . Akan tetapi, kepercayan tradisonal masih amat penting, terutama kepercayaan akan roh jahat. Hanya sekitar 1% masyarakat Tolaki beragama Kristen
Kebudayaan Masyarakat Tolaki
Kota Kendari terdiri dari beberapa suku bangsa, salah satunya adalah suku bangsa Tolaki. Suku ini merupakan suku asli di daratan Sulawesi Tenggara selain suku Muna dari Pulau Muna dan Suku Buton yang berasal dari pulau Buton. Sekitar abad ke-10 daratan Sulawesi Tenggara memiliki dua kerajaan besar yaitu kerajaan Konawe (wilayah Kabupaten Konawe) dan Kerajaan Mekongga (Wilayah Kabupaten Kolaka) secara umum kedua Kerajaan ini serumpun dan dikenal sebagai suku Tolaki. Dalam tulisan ini saya akan membahas secara singkat tentang Kebudayaan masyarakat Tolaki.
Dalam perjalanan sejarah Kerajaan Konawe yang berkedudukan di Unaaha pernah menerapkan perangkat pemerintahan yang dikenal dengan SIWOLE MBATOHU sekitar tahun 1602/1666 yaitu :
1) Tambo I ´Losoano Oleo
2) Tambo I´ Tepuliano Oleo
3) Bharata I´ Hana;
4) Bharata I´ Moeri
Ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan Tolaki terdapat satu simbol peradaban yang mampu mempersatukan dari berbagai masalah atau persoalan yang mampu mengangkat martabat dan kehormatan mereka disebut: “KALO SARA” serta kebudayaan Tolaki ini yang lahir dari budi, tercermin sebagai cipta rasa dan karsa akan melandasi ketentraman, kesejahteraan kebersamaan dan kehalusan pergaulan dalam bermasyarakat.
Didalam berinteraksi sosial kehidupan bermasyarakat terdapat nilai-nilai luhur lainnya yang merupakan Filosofi kehidupan yang menjadi pegangan , adapun filosofi kebudayaan masyarakat tolaki dituangkan dalam sebuah istilah atau perumpamaan, antara lain sebagai berikut :
- Budaya O’sara (Budaya patuh dan setia dengan terhadap putusan lembaga adat), masyarakat Tolaki merupakan masyarakat lebih memilih menyelesaikan secara adat sebelum dilimpahkan/diserahkan ke pemerintah dalam hal sengketa maupun pelanggaran sosial yang timbul dalam masyarakat tolaki, misalnya dalam masalah sengketa tanah, ataupun pelecehan. Masyarakat tolaki akan menghormati dan mematuhi setiap putusan lembaga adat. Artinya masyarakat tolaki merupakan masyarakat yang cinta damai dan selalu memilih jalan damai dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Budaya Kohanu (budaya malu), Budaya Malu sejak dulu merupakan inti dari pertahanan diri dari setiap pribadi masyarakat tolaki yang setiap saat, dimanapun berada dan bertindak selalu dijaga, dipelihara dan dipertahankan. Ini bisa dibuktikan dengan sikap masyarakat Tolaki yang akan tersinggung dengan mudah jika dikatakan , pemalas, penipu, pemabuk, penjudi dan miskin, dihina, ditindas dan sebagainya. Budaya Malu dapat dikatakan sebagai motivator untuk setiap pribadi masyarakat tolaki untuk selalu menjadi lebih kreatif, inovatif dan terdorong untuk selalu meningkatkan sumber dayanya masing-masing untuk menjadi yang terdepan.
- Budaya Merou (Paham sopan santun dan tata pergaulan), budaya ini merupakan budaya untuk selalu bersikap dan berperilaku yang sopan dan santun, saling hormat-menghormati sesama manusia. Hal ini sesuai dengan filosofi kehidupan masyarakat tolaki dalam bentuk perumpamaan antara lain sebagai berikut:
Ø “Inae Merou, Nggoieto Ano Dadio Toono Merou Ihanuno”
Artinya :
Barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka pasti orang lain akan banyak sopan kepadanya.
“Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia Sara Nggoie Pinekasara”
Artinya :
Barang siapa yang patuh pada hukum adat maka ia pasti dilindungi dan dibela oleh hukum, namun barang siapa yang tidak patuh kepada hukum adat maka ia akan dikenakan sanksi/hukuman.
“Inae Kona Wawe Ie Nggo Modupa Oambo”
Artinya :
Barang siapa yang baik budi pekertinya dia yang akan mendapatkan kebaikan
- Budaya “samaturu” “medulu ronga mepokoo’aso” (budaya bersatu, suka tolong menolong dan saling membantu), Masyarakat tolaki dalam menghadapi setiap permasalahan sosial dan pemerintahan baik itu berupa upacara adat,pesta pernikahan, kematian maupun dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai warga negara, selalu bersatu, bekerjasama, saling tolong menolong dan bantu-membantu .
- Budaya “taa ehe tinua-tuay” (Budaya Bangga terhadap martabat dan jati diri sebagai orang tolaki), budaya ini sebenarnya masuk kedalam “budaya kohanu” (budaya malu) namun ada perbedaan mendasar karena pada budaya ini tersirat sifat mandiri,kebanggaan, percaya diri dan rendah hati sebagai orang tolaki .
Mudah-mudahan dari sekian banyak nilai-nilai budaya masyarakat Tolaki yang ada, apa Yang kami berikan pada tulisan ini bisa lebih membuka mata dan memberi sedikit gambaran tentang kebudayaan Masyarakat Tolaki. Khasanah kehidupan masyarakat di Kota Kendari Khususnya dan Sulawesi Tenggara Umumnya bukan hanya dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur suku bangsa Tolaki tetapi juga oleh masyarakat suku lainnya yang berada di “bumi anoa”, kesemuanya menjadi daya perekat dalam kehidupan bemasyarakat di daerah ini .kerukunan antar ummat beragama juga memberi warna tersendiri ditengah- tengah kepercayaan dan keyakinan untuk menyerahkan diri kepada Tuhannya masing-masing.
Rumah Komali dengan titik pusat tiang Petumbu; Perwujudan “KALO”, Simbol kesatuan Persatuan manusia & alam suku TOLAKI (Kalo: lingkaran konsep dasar)
Secara harfiah “Kalo” adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan-pertemuan atau kegiatan bersama di mana para pelaku membentuk lingkaran. Kalo dapat dibuat dari rotan, emas, besi, perak, benang, kain putih, akar, daun pandan, bambu dan dari kulit kerbau. Pembuatan kalo pada dasarnya adalah dengan jalan mempertalikan atau mempertemukan kedua ujung dari bahan-bahan tersebut pada suatu simpul. Kalo meliputi osara (adat istiadat) yang berkaitan dengan adat pokok dalam pemerintahan, hubungan kekeluargaan-kemasyarakatan, aktivitas agama- kepercaya-an, pekerjaan-keahlian dan pertanian (Tarimana 1993: 20).
Dari berbagai jenis kalo, yang dikenal luas adalah yang terbuat dari rotan, kain putih dan anyaman. Lingkaran rotan adalah simbol dunia atas, kain putih adalah simbol dunia tengah dan wadah anyaman adalah simbol dunia bawah. Kadang-kadang juga ada yang mengatakan bawah lingkaran rotan itu adalah simbol matahari, bulan dan bintang-bintang; Kain putih adalah langit dan wadah anyaman adalah simbol permukaan bumi. Mereka juga mengekspresikan bahwa lingkaran rotan adalah simbol Sangia Mbu’u (Dewa Tertinggi), Sangia I Losoanooleo (Dewa di Timur) dan Sangia I Tepuliano Wanua (Dewa penguasa kehidupan di bumi), dan wadah anyaman adalah simbol Sangia I Puri Wuta (Dewa di Dasar Bumi). Kalo juga adalah simbol manusia: lingkaran rotan adalah simbol kepala manusia, kain putih adalah simbol badan dan wadah anyaman adalah simbol tangan dan kaki (angota).
Demikianlah kalo pada pola pikir dan mentalitas Tolaki menyangkut seluruh aspek kehidupan mereka. Kalo juga merupakan ekspresi konsepsi orang Tolaki mengenai unsur-unsur manusia, alam, masyarakat dan hubungan selaras antara manusia dan antara manusia dengan unsur-unsur tersebut, termasuk dalam komunitas dan pola permukiman, organisasi kerajaan dan adat dan norma agama yang mengatur tata kehidupan mereka. Akhirnya dapat dikatakan bahwa kalo melambangkan keselarasan dalam kesatuan-persatuan antara segala hal yang bertentangan dan tampak bertentangan dalam alam tempat berhuni manusia Tolaki. Melihat apa yang dapat disumbangkan konsep kalo tersebut bagi pengembangan filsosofi arsitektur permukiman rakyat, sudah sepantasnya untuk diketahui lanjut dari manakah asal-usul kalo.
Kalo sebagai lambang kesatuan/persatuan suku Tolaki adalah lambang kebersamaan diiringi oleh ketulusan tanpa egoisme, untuk hidup dalam suatu situasi yang dinamis, di mana setiap orang dalam berbagai perbedaan suku, ras dan agama hidup dalam satu lingkaran yang terjalin dan tersimpul dengan kuat. Dan tentunya hal ini harus dipahami sebagai bentuk kebersamaan yang tidak mudah lepas hanya karena adanya perbedaan pemikiran yang mengakibakan timbulnya kesalahpahaman atau bahkan yang lebih parah dari itu, yakni timbulnya pertikaian. Kesimpulan: konsep kesatuan-persatuan yang dikandung kalo wajib direkontekstualisasikan secara nyata tak hanya dalam masyarakat Tolaki, tetapi juga menjadi pelajaran bagi masyarakat bangsa ini setelah rangkaian perhelatan seminar digelar dan hasilnya ditumpuk-arsipkan.
Asal-usul orang Tolaki dan kalo (dari Negeri Cina)
Gambaran umum masyarakat Tolaki atau Suku Tolaki, merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan Suku Muna, tersebar di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka; yang berada di Kab. Kolaka mendiami daerah Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang berada di Kab. Kendari mendiami daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan Tinanggea. Orang Tolaki pada mulanya menamakan dirinya Tolohianga (orang dari langit). Menurut Tarimana (1993), mungkin yang dimaksud “langit” adalah “kerajaan langit” sebagaimana dikenal dalam budaya Cina (Granat, dalam Needhan 1973 yang dikutip Tarimana). Dalam dugaannya, ada keterkaitan antara kata “hiu” yang dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo” (Tolaki) yang berarti “ikut pergi ke langit”.
Sedikit fenomena linguistik itu memang sangat mudah memancing komparasi karakter tektonik arsitektur Tolaki ke Cina, sehingga ada beberapa pihak yang memperban-dingkan bubungan atap lengkung gaya komali dengan kurva atap kelenteng Cina. Namun atap lengkung bukan monopoli Cina. Dari rumah adat Yulong di Vietnam, Minangkabau sampai yang terdekat dengan tempat kediaman orang Tolaki yaitu tongkonan Toraja, kesemuanya memakai atap berbubungan lengkung.
Jadi sebetulnya tak terlalu mudah untuk menghubungkan peradaban Tolaki dengan Cina. Hipotesis tentang hubungan kesejarahan Tolaki-Cina tampaknya masih sangat perlu didukung oleh kajian antropologi linguistik dan sejarah etnografi arsitektural yang lebih memadai. Apalagi jika yang hendak dikaji bukan hanya bentuk tektoniknya saja tetapi pandangan hidup dan kehidupan masyarakat Tolaki. Pertanyaan penting antara lain: dapatkah melacak sejarah mentalitas yang dikandung konsep kalo ke Cina, mengingat unsur konsepsual utama budaya konfusian Cina adalah kesetimbangan dualitas yin-yang dan bukan keselarasan lingkaran kehidupan dalam kesatuan-persatuan sebagaimana kalo? Apapun wacana yang dapat dikembangkan, asal-usul budaya dan peradaban Tolaki tampaknya lebih mudah diterima jika dikaitkan dengan pola migrasi neo-litikum yang lebih umum: bangsa-bangsa Sulawesi bermigrasi dari jalur Asia Tenggara ke Kepulauan Pilipina; sedangkan mereka yang datang dari arah Selatan bisa jadi berasal dari Pulau Jawa lewat Pulau Buton.
Selain asal-usulnya, hal yang juga sukar diketahui dengan pasti adalah masa pemerintahan raja-raja dalam legenda rakyat tentang dua kerajaan besar lokal: Konawe dan Mekongga. Menurut tradisi tutur, raja Sangia Ngginoburu (Konawe) dan raja Sangia Nibandera (Mekongga) diperkirakan memerintah pada saat Islam telah diterima (Tarimana 1993).
pelajaran bagi masyarakat bangsa ini— setelah rangkaian perhelatan seminar digelar dan hasilnya ditumpuk-arsipkan.
Makna “KALO” dalam budaya suku TOLAKI
Perwujudan "KALO", simbol kesatuan-persatuan manusia & alam Suku Tolaki Rumah Komali dengan Titik Pusat Tiang Petumbu Kota Kendari mengelilingi Teluk Kendari. Apakah posisi geografis ini berhubungan dengan konsep "KALO"? Sungguh tak mudah untuk memastikan, meskipun kenyataannya memang geografi Kendari seolah membentuk “KALO”.(Sumber:Rencana Tata Ruang Kota Kendari 1999/2000, Dinas Tata Kota Kendari).
“KALO” dari rotan dengan anyaman bambu dan kain putih (Sumber: Tarimana,1993:208) *KALO: lingkaran konsep dasar *Secara harfiah "Kalo" adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan-pertemuan atau kegiatan bersama di mana para pelaku membentuk lingkaran. Kalo dapat dibuat dari rotan, emas, besi, perak, benang, kain putih, akar, daun pandan, bambu dan dari kulit kerbau. Pembuatan kalo pada dasarnya adalah dengan jalan mempertalikan atau mempertemukan kedua ujung dari bahan-bahan tersebut pada suatu simpul. Kalo meliputi /osara/ (adat istiadat) yang berkaitan dengan adat pokok dalam pemerintahan, hubungan kekeluargaan-kemasyarakatan, aktivitas agama- kepercaya-an, pekerjaan-keahlian dan pertanian (Tarimana 1993: 20).
Dari berbagai jenis kalo, yang dikenal luas adalah yang terbuat dari rotan, kain putih dan anyaman. Lingkaran rotan adalah simbol dunia atas, kain putih adalah simbol dunia tengah dan wadah anyaman adalah symbol dunia bawah. Kadang-kadang juga ada yang mengatakan bawah lingkaran rotan itu adalah simbol matahari, bulan dan bintang-bintang; Kain putih adalah langit dan wadah anyaman adalah simbol permukaan bumi. Mereka juga mengekspresikan bahwa lingkaran rotan adalah simbol Sangia Mbu’u Dewa Tertinggi), /Sangia I Losoanooleo/ (Dewa di Timur) dan /Sangia Tepuliano Wanua/ (Dewa penguasa kehidupan di bumi), dan wadah anyaman adalah simbol /Sangia I Puri Wuta/ (Dewa di Dasar Bumi). Kalo juga adalah simbol manusia: lingkaran rotan adalah simbol kepala manusia, kain putih adalah simbol
badan dan wadah anyaman adalah simbol tangan dan kaki (angota).
Demikianlah /kalo/ pada pola pikir dan mentalitas Tolaki menyangkut seluruh aspek kehidupan mereka./ Kalo/ juga merupakan ekspresi konsepsi orang Tolaki mengenai unsur-unsur manusia, alam, masyarakat dan hubungan selaras antarmanusia dan antara manusia dengan unsur-unsur tersebut, termasuk dalam komunitas dan pola permukiman, organisasi kerajaan dan adat dan norma agama yang mengatur tata kehidupan mereka. Akhirnya dapat dikatakan bahwa /kalo/ melambangkan keselarasan dalam kesatuan-persatuan antara segala hal yang bertentangan dan tampak bertentangan dalam alam tempat berhuni manusia Tolaki.
Melihat apa yang dapat disumbangkan konsep /kalo/ tersebut bagi pengembangan filsosofi arsitektur permukiman rakyat, sudah sepantasnya untuk diketahui lanjut dari manakah asal-usul /kalo/. Rumah / anakea/ dari Lambuya dengan bentuk atap lengkung,
merendah di bagian tengah. / /(Sumber: Sarasin dalam Bungalaw, 1994, dikutip Tarimana,
1993)/
Diposkan oleh Agus Zainal Tamburaka di 23.55
Label: Kalosara, Kendari, Punggaluku, Tolaki
Sejarah Suku Bangsa Tolaki
(To’olaki, Lolaki, Lalaki, Laki, Kolaka, “Noie”, “Noihe”, “Nehina”, “Nohina”, “Nahina”, “Akido”) 281,000, termasuk 230,000 Konawe, 50,000 Mekongga, 650 Asera, lebih sedikit dari 100 Wiwirano, 200 Laiwui (1991 D. Mead SIL). Asal kata TOLAKI, TO=orang atau manusia, LAKI= Jenis kelamin laki-laki,..manusia yang memiliki kejantanan yang tinggi, berani dan menjunjung tinggi kehormatan diri/harga diri. Suku Tolaki, salah satu suku terbesar yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan Suku Muna, tersebar di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka; yang berada di Kab. Kolaka mendiami daerah Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang berada di Kab. Kendari mendiami daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan Tinanggea. Orang Tolaki pada mulanya menamakan dirinya Tolohianga (orang dari langit). Menurut Tarimana (1993), mungkin yang dimaksud “langit” adalah “kerajaan langit” sebagaimana dikenal dalam budaya Cina (Granat, dalam Needhan 1973 yang dikutip Tarimana). Dalam dugaannya, ada keterkaitan antara kata “hiu” yang dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo” (Tolaki) yang berarti “ikut pergi ke langit”.
Sulawesi Tenggara, Kendari dan Kolaka. Mekongga di Pegunungan Mekongga di pinggiran barat dekat Soroako. Austronesia, Malayo-Polynesia, Malayo-Polynesia Barat, Sulawesi, Sulawesi Tengah, tengah Barat, Bungku-Mori-Tolaki, Tolaki. Dialek: Wiwirano, Asera, Konawe (Kendari), Mekongga (Bingkokak), Norio, Konio, Tamboki (Tambbuoki), Laiwui (Kioki). Wiwirano memiliki 88% kemiripan bahasa dengan Asera, 84% dengan Konawe, 85% dengan Mekongga, 81% dengan Laiwui, 78% dengan Waru, 70% dengan Rahambuu dan Kodeoha, 54% dengan Mori dan Bungku. Mekongga memiliki 86% kemiripan dengan Konawe, 80% dengan Laiwui. Tes kejelasan dibutuhkan dengan dialek yang tersusun diatas, Mekongga, dan Waru.
Nama-nama negatif tidak lagi dipergunakan. Wiwirano hanya dituturkan oleh para tetua. Kamus. Tatabahasa. Tolaki merupakan salah satu kelompok etnis mayoritas di Sulawesi bagian selatan. Bahasa mereka disebut Bahasa Tolaki, dan masyarakatnya juga dikenal dengan nama itu. Mereka tidak menjadi bingung dengan Lolak di Sulawesi bagian utara.
Tolaki terdiri atas beberapa sub-kelompok, termasuk Bingkokak. Sedikit saja yang diketahui tentang gaya hidup dan budaya mereka, tetapi diduga bahwa cara hidup mereka sangat mirip dengan etnis tetangga mereka, Pancana dan Maronene.
Sulawesi merupakan sebuah pulau dengan panjang garis pantai sekitar 3.500 mil, terdiri atas empat semenanjung utama yang terpisahkan oleh teluk dalam, dengan dua semenanjung mengarah ke selatan dan dua lainnya ke utara. Di bagian selatan pulau ini terdapat salah satu gunung tertinggi, yaitu Gunung Lompobatang, sebuah gunung api pasif yang mencapai ketinggian 9.419 kaki. Meskipun beriklim tropis, daerah ini dipengaruhi oleh ketinggian dan kedekatan dengan laut.
Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kota kendari, Kabupaten konawe, Konawe Selaten, Konawe Utara, Kolaka dan Kolaka Utara. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunani Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari.
Bagi orang Tolaki, padi-padian yang tumbuh di ladang menjadi makanan pokok, tetapi mereka juga menanam ubi jalar, tebu, aneka macam sayuran, tembakau, dan kopi. Selain itu ada pula makanan pokok yang berasal dari pohon sagu (tawaro) dan dikelola dengan cara memotong batang pohon sagu yang kemudian diiris isi dari batangnya setelah itu dilakukan Lumanda atau meratakan hasil irisan tersebut didalam tempat penampungan sehingga hasil dari proses semua itu akan menjadi sagu (tawaro)/Sinonggi (siap saji). Rumah mereka yang umumnya berbentuk rumah panggung tersebar diantara lahan-lahan yang telah dibuka. Rumah-rumah tersebut umumnya terbuat dari daun nipa yang dianyam dan memiliki atap yang tinggi.
Perbedaan kelas sosial, dengan bangsawan atas, bangsawan bawah serta masayarakat biasa, masih dipegang teguh oleh kebanyakan komunitas di Sulawesi. Tiap kelas sosial biasanya memiliki cara bersikap mereka sendiri, diantara berbagai macam budaya dan tradisi. Wilayah dibagi menjadi desa, dan hak pemanfaatan lahan diatur oleh lembaga desa. Akan tetapi, lembaga tersebut pada akhirnya memegang kepemilikan atas lahan.
Tradisi perkawinan etnis Tolaki mensyaratkan pembayaran kepada keluarga Si gadis pada saat pertunangan dan perkawinan. Nilai mahar tergantung pada tingkatan sosial dari Si pemuda. Sebelum perkawinan, pemuda tersebut harus melayani dan menjalani masa percobaan dengan calon mertuanya, dan persyaratan ini memperkuat tingkatan pertunangan yang lebih tinggi. Dahulu, para budak dan turunan mereka tidak diperbolehkan kawin satu sama lain, meskipun mereka bisa hidup bersama. Juga, perempuan bangsawan tidak boleh menikah dengan orang jelata. Poligami (memiliki istri lebih dari satu) umum terjadi antar bangsawan, tetapi sekarang tidak lagi dilakukan.
Islam merupakan agama dominan di Indonesia saat ini dan dijalankan bagi kebanyakan penduduknya. Hindu, tersebar luas di nusantara sebelum abat keempat, dan sekarang hanya tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil penduduk, terutama di Pulau Bali. Sekitar 13% dari total penduduk Indonesia beragama Kristen, utamanya Protestan, dan banyak etnis China memeluk agama Buddhist-Taoist. Animisme (kepercayaan akan benda-benda non-manusia memiliki roh) dianut oleh suku-suku yang tinggal di daerah terpencil. Islam telah dominan sejak tahun 1600-an, dan etnis Tolaki pada prakteknya merupakan Muslim Sunni . Akan tetapi, kepercayan tradisonal masih amat penting, terutama kepercayaan akan roh jahat. Hanya sekitar 1% masyarakat Tolaki beragama Kristen
Kebudayaan Masyarakat Tolaki
Kota Kendari terdiri dari beberapa suku bangsa, salah satunya adalah suku bangsa Tolaki. Suku ini merupakan suku asli di daratan Sulawesi Tenggara selain suku Muna dari Pulau Muna dan Suku Buton yang berasal dari pulau Buton. Sekitar abad ke-10 daratan Sulawesi Tenggara memiliki dua kerajaan besar yaitu kerajaan Konawe (wilayah Kabupaten Konawe) dan Kerajaan Mekongga (Wilayah Kabupaten Kolaka) secara umum kedua Kerajaan ini serumpun dan dikenal sebagai suku Tolaki. Dalam tulisan ini saya akan membahas secara singkat tentang Kebudayaan masyarakat Tolaki.
Dalam perjalanan sejarah Kerajaan Konawe yang berkedudukan di Unaaha pernah menerapkan perangkat pemerintahan yang dikenal dengan SIWOLE MBATOHU sekitar tahun 1602/1666 yaitu :
1) Tambo I ´Losoano Oleo
2) Tambo I´ Tepuliano Oleo
3) Bharata I´ Hana;
4) Bharata I´ Moeri
Ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan Tolaki terdapat satu simbol peradaban yang mampu mempersatukan dari berbagai masalah atau persoalan yang mampu mengangkat martabat dan kehormatan mereka disebut: “KALO SARA” serta kebudayaan Tolaki ini yang lahir dari budi, tercermin sebagai cipta rasa dan karsa akan melandasi ketentraman, kesejahteraan kebersamaan dan kehalusan pergaulan dalam bermasyarakat.
Didalam berinteraksi sosial kehidupan bermasyarakat terdapat nilai-nilai luhur lainnya yang merupakan Filosofi kehidupan yang menjadi pegangan , adapun filosofi kebudayaan masyarakat tolaki dituangkan dalam sebuah istilah atau perumpamaan, antara lain sebagai berikut :
- Budaya O’sara (Budaya patuh dan setia dengan terhadap putusan lembaga adat), masyarakat Tolaki merupakan masyarakat lebih memilih menyelesaikan secara adat sebelum dilimpahkan/diserahkan ke pemerintah dalam hal sengketa maupun pelanggaran sosial yang timbul dalam masyarakat tolaki, misalnya dalam masalah sengketa tanah, ataupun pelecehan. Masyarakat tolaki akan menghormati dan mematuhi setiap putusan lembaga adat. Artinya masyarakat tolaki merupakan masyarakat yang cinta damai dan selalu memilih jalan damai dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Budaya Kohanu (budaya malu), Budaya Malu sejak dulu merupakan inti dari pertahanan diri dari setiap pribadi masyarakat tolaki yang setiap saat, dimanapun berada dan bertindak selalu dijaga, dipelihara dan dipertahankan. Ini bisa dibuktikan dengan sikap masyarakat Tolaki yang akan tersinggung dengan mudah jika dikatakan , pemalas, penipu, pemabuk, penjudi dan miskin, dihina, ditindas dan sebagainya. Budaya Malu dapat dikatakan sebagai motivator untuk setiap pribadi masyarakat tolaki untuk selalu menjadi lebih kreatif, inovatif dan terdorong untuk selalu meningkatkan sumber dayanya masing-masing untuk menjadi yang terdepan.
- Budaya Merou (Paham sopan santun dan tata pergaulan), budaya ini merupakan budaya untuk selalu bersikap dan berperilaku yang sopan dan santun, saling hormat-menghormati sesama manusia. Hal ini sesuai dengan filosofi kehidupan masyarakat tolaki dalam bentuk perumpamaan antara lain sebagai berikut:
Ø “Inae Merou, Nggoieto Ano Dadio Toono Merou Ihanuno”
Artinya :
Barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka pasti orang lain akan banyak sopan kepadanya.
“Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia Sara Nggoie Pinekasara”
Artinya :
Barang siapa yang patuh pada hukum adat maka ia pasti dilindungi dan dibela oleh hukum, namun barang siapa yang tidak patuh kepada hukum adat maka ia akan dikenakan sanksi/hukuman.
“Inae Kona Wawe Ie Nggo Modupa Oambo”
Artinya :
Barang siapa yang baik budi pekertinya dia yang akan mendapatkan kebaikan
- Budaya “samaturu” “medulu ronga mepokoo’aso” (budaya bersatu, suka tolong menolong dan saling membantu), Masyarakat tolaki dalam menghadapi setiap permasalahan sosial dan pemerintahan baik itu berupa upacara adat,pesta pernikahan, kematian maupun dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai warga negara, selalu bersatu, bekerjasama, saling tolong menolong dan bantu-membantu .
- Budaya “taa ehe tinua-tuay” (Budaya Bangga terhadap martabat dan jati diri sebagai orang tolaki), budaya ini sebenarnya masuk kedalam “budaya kohanu” (budaya malu) namun ada perbedaan mendasar karena pada budaya ini tersirat sifat mandiri,kebanggaan, percaya diri dan rendah hati sebagai orang tolaki .
Mudah-mudahan dari sekian banyak nilai-nilai budaya masyarakat Tolaki yang ada, apa Yang kami berikan pada tulisan ini bisa lebih membuka mata dan memberi sedikit gambaran tentang kebudayaan Masyarakat Tolaki. Khasanah kehidupan masyarakat di Kota Kendari Khususnya dan Sulawesi Tenggara Umumnya bukan hanya dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur suku bangsa Tolaki tetapi juga oleh masyarakat suku lainnya yang berada di “bumi anoa”, kesemuanya menjadi daya perekat dalam kehidupan bemasyarakat di daerah ini .kerukunan antar ummat beragama juga memberi warna tersendiri ditengah- tengah kepercayaan dan keyakinan untuk menyerahkan diri kepada Tuhannya masing-masing.
Rumah Komali dengan titik pusat tiang Petumbu; Perwujudan “KALO”, Simbol kesatuan Persatuan manusia & alam suku TOLAKI (Kalo: lingkaran konsep dasar)
Secara harfiah “Kalo” adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan-pertemuan atau kegiatan bersama di mana para pelaku membentuk lingkaran. Kalo dapat dibuat dari rotan, emas, besi, perak, benang, kain putih, akar, daun pandan, bambu dan dari kulit kerbau. Pembuatan kalo pada dasarnya adalah dengan jalan mempertalikan atau mempertemukan kedua ujung dari bahan-bahan tersebut pada suatu simpul. Kalo meliputi osara (adat istiadat) yang berkaitan dengan adat pokok dalam pemerintahan, hubungan kekeluargaan-kemasyarakatan, aktivitas agama- kepercaya-an, pekerjaan-keahlian dan pertanian (Tarimana 1993: 20).
Dari berbagai jenis kalo, yang dikenal luas adalah yang terbuat dari rotan, kain putih dan anyaman. Lingkaran rotan adalah simbol dunia atas, kain putih adalah simbol dunia tengah dan wadah anyaman adalah simbol dunia bawah. Kadang-kadang juga ada yang mengatakan bawah lingkaran rotan itu adalah simbol matahari, bulan dan bintang-bintang; Kain putih adalah langit dan wadah anyaman adalah simbol permukaan bumi. Mereka juga mengekspresikan bahwa lingkaran rotan adalah simbol Sangia Mbu’u (Dewa Tertinggi), Sangia I Losoanooleo (Dewa di Timur) dan Sangia I Tepuliano Wanua (Dewa penguasa kehidupan di bumi), dan wadah anyaman adalah simbol Sangia I Puri Wuta (Dewa di Dasar Bumi). Kalo juga adalah simbol manusia: lingkaran rotan adalah simbol kepala manusia, kain putih adalah simbol badan dan wadah anyaman adalah simbol tangan dan kaki (angota).
Demikianlah kalo pada pola pikir dan mentalitas Tolaki menyangkut seluruh aspek kehidupan mereka. Kalo juga merupakan ekspresi konsepsi orang Tolaki mengenai unsur-unsur manusia, alam, masyarakat dan hubungan selaras antara manusia dan antara manusia dengan unsur-unsur tersebut, termasuk dalam komunitas dan pola permukiman, organisasi kerajaan dan adat dan norma agama yang mengatur tata kehidupan mereka. Akhirnya dapat dikatakan bahwa kalo melambangkan keselarasan dalam kesatuan-persatuan antara segala hal yang bertentangan dan tampak bertentangan dalam alam tempat berhuni manusia Tolaki. Melihat apa yang dapat disumbangkan konsep kalo tersebut bagi pengembangan filsosofi arsitektur permukiman rakyat, sudah sepantasnya untuk diketahui lanjut dari manakah asal-usul kalo.
Kalo sebagai lambang kesatuan/persatuan suku Tolaki adalah lambang kebersamaan diiringi oleh ketulusan tanpa egoisme, untuk hidup dalam suatu situasi yang dinamis, di mana setiap orang dalam berbagai perbedaan suku, ras dan agama hidup dalam satu lingkaran yang terjalin dan tersimpul dengan kuat. Dan tentunya hal ini harus dipahami sebagai bentuk kebersamaan yang tidak mudah lepas hanya karena adanya perbedaan pemikiran yang mengakibakan timbulnya kesalahpahaman atau bahkan yang lebih parah dari itu, yakni timbulnya pertikaian. Kesimpulan: konsep kesatuan-persatuan yang dikandung kalo wajib direkontekstualisasikan secara nyata tak hanya dalam masyarakat Tolaki, tetapi juga menjadi pelajaran bagi masyarakat bangsa ini setelah rangkaian perhelatan seminar digelar dan hasilnya ditumpuk-arsipkan.
Asal-usul orang Tolaki dan kalo (dari Negeri Cina)
Gambaran umum masyarakat Tolaki atau Suku Tolaki, merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan Suku Muna, tersebar di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka; yang berada di Kab. Kolaka mendiami daerah Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang berada di Kab. Kendari mendiami daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan Tinanggea. Orang Tolaki pada mulanya menamakan dirinya Tolohianga (orang dari langit). Menurut Tarimana (1993), mungkin yang dimaksud “langit” adalah “kerajaan langit” sebagaimana dikenal dalam budaya Cina (Granat, dalam Needhan 1973 yang dikutip Tarimana). Dalam dugaannya, ada keterkaitan antara kata “hiu” yang dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo” (Tolaki) yang berarti “ikut pergi ke langit”.
Sedikit fenomena linguistik itu memang sangat mudah memancing komparasi karakter tektonik arsitektur Tolaki ke Cina, sehingga ada beberapa pihak yang memperban-dingkan bubungan atap lengkung gaya komali dengan kurva atap kelenteng Cina. Namun atap lengkung bukan monopoli Cina. Dari rumah adat Yulong di Vietnam, Minangkabau sampai yang terdekat dengan tempat kediaman orang Tolaki yaitu tongkonan Toraja, kesemuanya memakai atap berbubungan lengkung.
Jadi sebetulnya tak terlalu mudah untuk menghubungkan peradaban Tolaki dengan Cina. Hipotesis tentang hubungan kesejarahan Tolaki-Cina tampaknya masih sangat perlu didukung oleh kajian antropologi linguistik dan sejarah etnografi arsitektural yang lebih memadai. Apalagi jika yang hendak dikaji bukan hanya bentuk tektoniknya saja tetapi pandangan hidup dan kehidupan masyarakat Tolaki. Pertanyaan penting antara lain: dapatkah melacak sejarah mentalitas yang dikandung konsep kalo ke Cina, mengingat unsur konsepsual utama budaya konfusian Cina adalah kesetimbangan dualitas yin-yang dan bukan keselarasan lingkaran kehidupan dalam kesatuan-persatuan sebagaimana kalo? Apapun wacana yang dapat dikembangkan, asal-usul budaya dan peradaban Tolaki tampaknya lebih mudah diterima jika dikaitkan dengan pola migrasi neo-litikum yang lebih umum: bangsa-bangsa Sulawesi bermigrasi dari jalur Asia Tenggara ke Kepulauan Pilipina; sedangkan mereka yang datang dari arah Selatan bisa jadi berasal dari Pulau Jawa lewat Pulau Buton.
Selain asal-usulnya, hal yang juga sukar diketahui dengan pasti adalah masa pemerintahan raja-raja dalam legenda rakyat tentang dua kerajaan besar lokal: Konawe dan Mekongga. Menurut tradisi tutur, raja Sangia Ngginoburu (Konawe) dan raja Sangia Nibandera (Mekongga) diperkirakan memerintah pada saat Islam telah diterima (Tarimana 1993).
pelajaran bagi masyarakat bangsa ini— setelah rangkaian perhelatan seminar digelar dan hasilnya ditumpuk-arsipkan.
Makna “KALO” dalam budaya suku TOLAKI
Perwujudan "KALO", simbol kesatuan-persatuan manusia & alam Suku Tolaki Rumah Komali dengan Titik Pusat Tiang Petumbu Kota Kendari mengelilingi Teluk Kendari. Apakah posisi geografis ini berhubungan dengan konsep "KALO"? Sungguh tak mudah untuk memastikan, meskipun kenyataannya memang geografi Kendari seolah membentuk “KALO”.(Sumber:Rencana Tata Ruang Kota Kendari 1999/2000, Dinas Tata Kota Kendari).
“KALO” dari rotan dengan anyaman bambu dan kain putih (Sumber: Tarimana,1993:208) *KALO: lingkaran konsep dasar *Secara harfiah "Kalo" adalah suatu benda yang berbentuk lingkaran, cara-cara mengikat yang melingkar, dan pertemuan-pertemuan atau kegiatan bersama di mana para pelaku membentuk lingkaran. Kalo dapat dibuat dari rotan, emas, besi, perak, benang, kain putih, akar, daun pandan, bambu dan dari kulit kerbau. Pembuatan kalo pada dasarnya adalah dengan jalan mempertalikan atau mempertemukan kedua ujung dari bahan-bahan tersebut pada suatu simpul. Kalo meliputi /osara/ (adat istiadat) yang berkaitan dengan adat pokok dalam pemerintahan, hubungan kekeluargaan-kemasyarakatan, aktivitas agama- kepercaya-an, pekerjaan-keahlian dan pertanian (Tarimana 1993: 20).
Dari berbagai jenis kalo, yang dikenal luas adalah yang terbuat dari rotan, kain putih dan anyaman. Lingkaran rotan adalah simbol dunia atas, kain putih adalah simbol dunia tengah dan wadah anyaman adalah symbol dunia bawah. Kadang-kadang juga ada yang mengatakan bawah lingkaran rotan itu adalah simbol matahari, bulan dan bintang-bintang; Kain putih adalah langit dan wadah anyaman adalah simbol permukaan bumi. Mereka juga mengekspresikan bahwa lingkaran rotan adalah simbol Sangia Mbu’u Dewa Tertinggi), /Sangia I Losoanooleo/ (Dewa di Timur) dan /Sangia Tepuliano Wanua/ (Dewa penguasa kehidupan di bumi), dan wadah anyaman adalah simbol /Sangia I Puri Wuta/ (Dewa di Dasar Bumi). Kalo juga adalah simbol manusia: lingkaran rotan adalah simbol kepala manusia, kain putih adalah simbol
badan dan wadah anyaman adalah simbol tangan dan kaki (angota).
Demikianlah /kalo/ pada pola pikir dan mentalitas Tolaki menyangkut seluruh aspek kehidupan mereka./ Kalo/ juga merupakan ekspresi konsepsi orang Tolaki mengenai unsur-unsur manusia, alam, masyarakat dan hubungan selaras antarmanusia dan antara manusia dengan unsur-unsur tersebut, termasuk dalam komunitas dan pola permukiman, organisasi kerajaan dan adat dan norma agama yang mengatur tata kehidupan mereka. Akhirnya dapat dikatakan bahwa /kalo/ melambangkan keselarasan dalam kesatuan-persatuan antara segala hal yang bertentangan dan tampak bertentangan dalam alam tempat berhuni manusia Tolaki.
Melihat apa yang dapat disumbangkan konsep /kalo/ tersebut bagi pengembangan filsosofi arsitektur permukiman rakyat, sudah sepantasnya untuk diketahui lanjut dari manakah asal-usul /kalo/. Rumah / anakea/ dari Lambuya dengan bentuk atap lengkung,
merendah di bagian tengah. / /(Sumber: Sarasin dalam Bungalaw, 1994, dikutip Tarimana,
1993)/
Diposkan oleh Agus Zainal Tamburaka di 23.55
Label: Kalosara, Kendari, Punggaluku, Tolaki
Selasa, 08 Februari 2011
apa ini???
Assalaamu'alaikum ... apa kabar sahabat? sebelum tenggelam lebih jauh didalam kesibukan, rehat sebentar yuk dengan cerita ringan humor namun tetap dalam jalur kebenaran ..
kok gitu? iya dong .. sebagai muslim .. kita memang sekali waktu memerlukan humor, namun bukanlah humor yang dikarang2 hanya semata agar orang bisa tertawa ... teteupp, humor juga ada rambu2nya ;)
Dalam Alquran surat Annajm [53] ayat 43, dijelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah yang Allah SWT anugerahkan pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ”Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).” (HR Imam Ahmad).
Pernah suatu ketika Sufyan bin Uyainah ditanya apakah canda itu termasuk perbuatan tercela? Ia menjawab tidak, ”Bahkan, termasuk sunah bagi yang dapat mengondisikannya sesuai dengan aturan.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga sesekali bercanda .. kayak gimana ya candanya Rasulullah SAW?
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seorang laki-laki meminta pada Rasulullah agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.”
Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ada lagi candanya rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang cukup terkenal, yakni ketika beliau mencandai seorang nenek-nenek .. hingga si nenek menangis berputus harap ... :D tentu saja, setelahnya Rasulullah SAW memberikan penjelasan hingga akhirnya nenek pun bisa tersenyum kembali ... [iyalah tersenyum, kalo ngakak kan malu sama ompongnya] :D
canda Rasulullah SAW kali ini kita dengar aja ya dari kisah Kyai kocak lagi .. mangga disimak .. ;)
-------------------------------------------------------------------------------------
”Maaf kyai, saya datang lagi”, seorang nenek bertandang.
”Ayo, silahakan duduk”.
“Terima kasih kyai, merepotkan lagi”, sang nenek seolah tak enak hati.
”Bu, bikin teh tubruk dan pisang gorengnya sekalian”, kyai meminta isterinya menghidangkan sajian.
”Tak usah repot-repot kyai”.
”Ngomong-ngomong, ada perlu apa lagi?”
”Pak kyai, saya mau ngucapin terima kasih. Do’a-do’a pak kyai tempo hari terbukti semua. Sekarang saya tentrem. Anak-anak semua perhatian. Pada rukun kabeh”.
”Alhamdulillah, tapi itu bukan semata-mata do’a saya. Usaha anak-anak nenek juga”.
”Ya, tapi kami semua percaya do’a kyai lebih didenger Tuhan”, nenek memuji-muji.
”Ah, jangan begitu. Semua do’a siapapun berhak didengar Tuhan”, kyai merendah.
”Kali ini, saya minta do’a lagi. Do’a yang paling akhir buat saya yang sudah renta”, nenek merajuk.
“Do’a apa itu?”,kyai percaya diri banget.
“Tolong do’akan saya agar saya masuk surga?”
“Wah, kalo yang ini, saya tidak bisa nek. Do’a yang lain saja yah!”.
”Engga, saya maunya do’a yang ini”, nenek ngotot .
”Do’a yang begini engga bakal diterima, nek. Saya nyerah. Do’a yang lain saja”, kyai panik.
”Kok, begitu. Bapak kan kyai?”, nenek mulai kesel.
”Jangankan kyai, Nabi aja engga mau do’ain nenek-nenek masuk surga”, kyai membela diri.
”Apa alasannya??”, nenek putus asa.
”Anu, nek. Di surga tidak ada nenek-nenek!”.
”Haaaaa, oh my god!!”, nenek histeris. Langsung angkat pantat. Tanpa permisi kabur meninggalkan rumah kyai.
Kyai memangil, ”Neeek, pisang gorengnyaaaaa”.
”Ora doyaaaaan”, nenek menjawab setengah teriak.
Esoknya, kyai berkirim surat meminta sang nenek membaca surat Al-Waaqi’ah [56] : 35 sampai dengan 37).
Ciputat, Januari 2011, special for my energic grandma, Jidah Faridah Yamani, semoga menjadi bidadari di surga kelak. Aamiin.
[Abdul Mutaqin]
kok gitu? iya dong .. sebagai muslim .. kita memang sekali waktu memerlukan humor, namun bukanlah humor yang dikarang2 hanya semata agar orang bisa tertawa ... teteupp, humor juga ada rambu2nya ;)
Dalam Alquran surat Annajm [53] ayat 43, dijelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah yang Allah SWT anugerahkan pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ”Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).” (HR Imam Ahmad).
Pernah suatu ketika Sufyan bin Uyainah ditanya apakah canda itu termasuk perbuatan tercela? Ia menjawab tidak, ”Bahkan, termasuk sunah bagi yang dapat mengondisikannya sesuai dengan aturan.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga sesekali bercanda .. kayak gimana ya candanya Rasulullah SAW?
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seorang laki-laki meminta pada Rasulullah agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.”
Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian, Rasulullah berkata, ”Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ada lagi candanya rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang cukup terkenal, yakni ketika beliau mencandai seorang nenek-nenek .. hingga si nenek menangis berputus harap ... :D tentu saja, setelahnya Rasulullah SAW memberikan penjelasan hingga akhirnya nenek pun bisa tersenyum kembali ... [iyalah tersenyum, kalo ngakak kan malu sama ompongnya] :D
canda Rasulullah SAW kali ini kita dengar aja ya dari kisah Kyai kocak lagi .. mangga disimak .. ;)
-------------------------------------------------------------------------------------
”Maaf kyai, saya datang lagi”, seorang nenek bertandang.
”Ayo, silahakan duduk”.
“Terima kasih kyai, merepotkan lagi”, sang nenek seolah tak enak hati.
”Bu, bikin teh tubruk dan pisang gorengnya sekalian”, kyai meminta isterinya menghidangkan sajian.
”Tak usah repot-repot kyai”.
”Ngomong-ngomong, ada perlu apa lagi?”
”Pak kyai, saya mau ngucapin terima kasih. Do’a-do’a pak kyai tempo hari terbukti semua. Sekarang saya tentrem. Anak-anak semua perhatian. Pada rukun kabeh”.
”Alhamdulillah, tapi itu bukan semata-mata do’a saya. Usaha anak-anak nenek juga”.
”Ya, tapi kami semua percaya do’a kyai lebih didenger Tuhan”, nenek memuji-muji.
”Ah, jangan begitu. Semua do’a siapapun berhak didengar Tuhan”, kyai merendah.
”Kali ini, saya minta do’a lagi. Do’a yang paling akhir buat saya yang sudah renta”, nenek merajuk.
“Do’a apa itu?”,kyai percaya diri banget.
“Tolong do’akan saya agar saya masuk surga?”
“Wah, kalo yang ini, saya tidak bisa nek. Do’a yang lain saja yah!”.
”Engga, saya maunya do’a yang ini”, nenek ngotot .
”Do’a yang begini engga bakal diterima, nek. Saya nyerah. Do’a yang lain saja”, kyai panik.
”Kok, begitu. Bapak kan kyai?”, nenek mulai kesel.
”Jangankan kyai, Nabi aja engga mau do’ain nenek-nenek masuk surga”, kyai membela diri.
”Apa alasannya??”, nenek putus asa.
”Anu, nek. Di surga tidak ada nenek-nenek!”.
”Haaaaa, oh my god!!”, nenek histeris. Langsung angkat pantat. Tanpa permisi kabur meninggalkan rumah kyai.
Kyai memangil, ”Neeek, pisang gorengnyaaaaa”.
”Ora doyaaaaan”, nenek menjawab setengah teriak.
Esoknya, kyai berkirim surat meminta sang nenek membaca surat Al-Waaqi’ah [56] : 35 sampai dengan 37).
Ciputat, Januari 2011, special for my energic grandma, Jidah Faridah Yamani, semoga menjadi bidadari di surga kelak. Aamiin.
[Abdul Mutaqin]
Langganan:
Postingan (Atom)